Cari Blog Ini

Minggu, 02 Januari 2011

legendaris pemain sepak bola dunia

Maradona lahir dalam kemiskinan pada tanggal 30 Oktober 1960 di Lanús tetapi menghabiskan masa kecilnya di Villa Fiorito. Dia adalah anak ke 4 dari 6 bersaudara.
Pada usia 10 tahun bakat sepakbolanya ditemukan oleh pemandu bakat klub Agentinos Juniors. 2 tahun kemudian dia menjadi maskot klub tersebut bernama Los Cebollitas (Bawang Kecil), yang mana dia bertugas untuk menghibur penonton dengan skill sepakbolanya saat jeda pertandingan pada kompetisi divisi utama Argentina. rgentinos Juniors. Bakatnya tercium sampai ke Inggris dimana klub Sheffield United mencoba mentransfernya seharga 180.000 poundsterling. Proposal itu kemudian ditolak oleh Argentinos Juniors. Setahun kemudian, ia melakukan debut internasional bersama timnas Argentina. Pada tahun 1981, ia dibeli klub Boca Juniors seharga 1 juta poundsterling dimana ia menjadi juara liga untuk pertama kalinya.
Setelah Piala Dunia 1982, ia kemudian ditransfer ke FC Barcelona dengan harga 5 juta pounsterling, yang merupakan rekor dunia pada saat itu. Disana bersama pelatih César Luis Menotti, Maradona memenangkan Copa del Rey, mengalahkan musuh bebuyutan FC Barcelona, Real Madrid, dan Piala Super Spanyol, mengalahkan Athletic de Bilbao. Kariernya di FC Barcelona mengalami beberapa kendala, pertama adalah ketika Maradona divonis mengidap penyakit hepatitis, kemudian cedera engkel yang parah akibat tekel keras oleh pemain Athletic de Bilbao, Andoni Goikoetxea dimana hampir mengakhiri kariernya dalam dunia sepakbola. Selain itu dia juga kerap bersitegang dengan Presidan klub Josep Lluís Núñez.
Maradona lalu ditransfer ke SSC Napoli pada tahun 1984 dan mencapai puncak kariernya dalam sepakbola dimana ia membawa tim tersebut menjadi juara Seri A untuk pertama kalinya dalam sejarah Napoli (1986/87 dan kemudian 1989/1990). Dan menjadi runner up Seri A pada tahun 1987/88 dan 1988/89. Selain itu, ia juga membantu Napoli menjuarai Piala Italia pada tahun 1987. Setahun kemudian (musim 88/89), Napoli mengalahkan Vfb Stuttgart untuk menjadi juara Piala UEFA. Maradona juga menjadi pencetak gol terbanyak dalam Liga Italia Seri A dengan 15 gol. Maradona juga meraih penghargaan Guerin d'Oro sebagai pemain dengan rating terbaik menurut majalah Italia Guerin Sportivo. Maradona juga tampil dalam acara testimoni untuk Osvaldo Ardilles dalam pertandingan antara Tottenham Hotspurs melawan Inter Milan dimana skor akhirnya 2-1 untuk kemenangan Spurs. Dalam pertandingan itu Glenn Hoddle merelakan kaos nomor 10 miliknya untuk dipakai oleh Maradona. Namun dibalik kehebatannya tersebut, justru di Italia Maradona semakin terpuruk dalam dunia hitam. Kebiasaannya mengkonsumsi kokain semakin memburuk dan berkali-kali di denda oleh kubnya karena tidak tampil dalam latihan maupun pertandingan dengan alasan stress.
Kariernya kemudian menurun setelah itu. Ia terbukti menggunakan doping pada tahun 1991[rujukan?] dan dilarang bermain sepakbola selama 15 bulan. Setelah bebas, ia melakukan comeback bersama Sevilla namun dipecat setahun kemudian. Ia lalu kembali ke Argentina dan bermain bersama Newell's Old Boys selama 5 pertandingan sebelum lagi-lagi dilarang bermain selama 15 bulan karena kembali diketahui doping saat Piala Dunia 1994 berlangsung.
Setelah sempat menjadi pelatih bagi Deportivo Mandiyú (1994) dan Racing Club (1995) dan mencoba melanjutkan karier bermain bersama Boca Juniors antara tahun 1995 dan 1997, ia akhirnya pensiun pada 30 Oktober 1997.
Maradona memulai debutnya bersama Argentina pada usia 16 tahun melawan Hongaria pada 27 Februari 1977. Pada usia 18 tahun Maradona berpartisipasi dalam Piala Dunia Junior yang diselenggarakan di Jepang, dimana Argentina sempat berhadapan dengan Indonesia dengan hasil 5-0. Maradona mencetak 2 gol bersama Ramón Díaz yang mencetak hattrick
Maradona melakukan debutnya dalam pentas Piala Dunia pada Piala Dunia 1982. Pada babak penyisihan Argentina yang adalah juara bertahan secara mengejutkan kalah 0-1 oleh Belgia,walaupun begitu Argentina berhasil melaju ke babak kedua turnamen setelah mengalahkan Hongaria 4-1 dan El Salvador 2-0. Di babak berikutnya mereka kembali mengalami kekalahan oleh Italia 1-2 dan Brazil 1-3. Maradona tampil dalam semua pertandingan di Piala Dunia dan mencetak 2 gol. Semuanya di buat dalam pertandingan melawan Hongari
Pertunjukkan kehebatan Maradona {yang ditunjuk menjadi kapten tim} adalah pada saat berlangsungnya Piala Dunia 1986 di Meksiko, di mana hampir sendirian ia mengantarkan Argentina keluar sebagai Juara Dunia untuk kedua kalinya, setelah yang pertama pada tahun 1978 di Argentina. Pada Piala Dunia di Meksiko tersebut , Maradona membuat gol terbaik sepanjang masa versi FIFA yaitu ketika Argentina bertemu Inggris di babak perempat final. Pada saat itu Maradona melakukan sprint sambil membawa bola dari tengah lapangan, kemudian melewati 5 orang pemain Inggris (Glenn Hoddle, Peter Beardsley, Steve Hodge, Peter Reid, Terry Butcher) dan menaklukkan kiper kenamaan Inggris, Peter Shilton. Semua itu dilakukan Maradona hanya dalam rentang waktu kurang lebih 10 detik. Sayangnya, pada partai tersebut pula, Maradona membuat gol yang sangat buruk. Gol tersebut tercipta melalui bantuan tangan, yang dikatakan Maradona sebagai hasil bantuan "tangan Tuhan". Ia akhirnya mengakui bahwa hal tersebut dilakukan dengan sengaja pada 22 Agustus 2005. Total Maradona mencetak 5 gol dan 5 assist dan tidak pernah diganti selama pertandingan Argentina dalam Piala Dunia 1986. Sebagai bentuk penghormatan, maka didirikanlah patung Maradona ketika sedang mencetak gol di depan pintu masuk stadion Stadion Aztec
ada Piala Dunia berikutnya tahun 1990 di Italia, Maradona kembali mengkapteni Argentina. Namun penampilan Maradona kurang maksimal dikarenakan cedera lutut sebelum turnamen dimulai. Argentina memulai perjalanannya dalam turnamen ini dengan kurang meyakinkan, hampir tersisih dalam babak awal dan hanya menempati peringkat 3 dalam grup B. Argentina kemudian bertemu musuh bebuyutannya Brasil. Ketika diramalkan akan menderita kekalahan, Maradona tampil sebagai pahlawan dengan mengirimkan umpan untuk diselesaikan oleh Claudio Caniggia. Argentina pun menang 1-0 atas Brasil. Babak selanjutnya Argentina bertemu dengan Yugoslavia dimana pertandingan diselesaikan lewat adu pinalti. Maradona adalah salah satu penendang pinalti yang gagal. Semifinal melawan Italia juga diselesaikan lewat adu pinalti setelah skor 1-1 selama 2x45 menit. Kali ini Maradona berhasil menyarangkan pinalti setelah dengan berani menendang bola pada arah yang sama ketika ia gagal ketika melawan Yugoslavia. Pada pertandingan final sudah menunggu Jerman Barat yang kemudian berhasil mengalahkan Argentina 1-0 lewat pinalti yang dicetak oleh Andreas Brehme pada menit ke-85, setelah terjadi pelanggaran kepada penyerang Jerman Barat, Rudi Völler.
Maradona tampil lagi sebagai kapten untuk Argentina namun hanya tampil sebanyak 2 kali dan mencetak 1 gol ketika melawan Yunani. Ia kemudian tertangkap menggunakan doping, dan dilarang berpartisipasi dalam turnamen. Maradona kemudian menyangkal dirinya sengaja memakai doping dan menuduh adanya konspirasi melawan dirinya oleh Amerika Serikat.
Maradona memiliki fisik yang kekar dan kuat dalam menghadapi permainan fisik yang keras. Tubuhnya yang pendek dengan pusat gravitasi yang rendah memungkinkan dirinya melakukan sprint cepat sambil men-driblle bola. Maradona adalah pengatur serangan dan seorang yang bermain untuk timnya, selain itu dia juga mempunyai skill yang tinggi dalam menguasai bola. Keahliannya yang tinggi dalam menguasai bola, membuatnya mudah melewati para penjaganya. Hal ini dapat dilihat dalam golnya ketika melawan Inggris dalam Piala Dunia 1986 di Meksiko. Beberapa gerakan trademark Maradona diantaranya adalah melakukan sprint di daerah sayap dan kemudian mengirimkan umpan tarik kepada rekan setimnya. Lainnya adalah tendangan Rabona yang menyilangkan kaki berlawanan di belakang kaki yang menguasai bola untuk menendang bola. Ia juga dikenal sebagai pengambil tendangan bebas yang akurat dan mematikan. Maradona sebagian besar menggunakan kaki kirinya dalam permainannya, bahkan jika bola berada di sebelah kanannya. Golnya ketika melawan Belgia dalam Piala Dunia 1986 memperlihatkan hal itu. Golnya melawan Inggris dalam piala dunia yang sama juga menunjukkan hal tersebut, Maradona menggunakan kaki kirinya ketika melewati pamain-pemain Inggris.
Pelé yang lahir di Três Corações adalah anak pemain sepak bola yang bermain di Fluminense, Dodinho dengan Dona Celeste Arantes. Awalnya dia dipanggil dengan nama Dico tapi kemudian ia dipanggil sebagai Pelé oleh teman-temannya merujuk pada kiper Vasco da Gama yang merupakan idolanya, Bilé. Pelé hidup dalam kemiskinan di Sao Paulo. Dia mencari uang tambahan sebagai pelayan di kedai teh setempat. Dia kemudian bergabung dengan klub lokal Bauru sejak 1952 namun Pelé tidak mampu membeli sepatu bola. Ia kemudian bermain dengan mengikatkan koran bekas di kakinya sebagai sepatu, dan buah jeruk sebagai bolanya.
Pada tahun 1956, Pelé mengikuti seleksi pemain sepakbola di klub Santos, sebuah klub kecil diluar Sao Paulo. Pemandu bakat yang melihatnya kemudian berkata kepada Presiden klub bahwa anak 15 tahun yang bernama Pelé akan menjadi "pemain terbaik dunia" Pelé kemudian memulai debutnya di Santos pada 7 September 1957 mencetak 1 gol dalam kemenangan 7-1 melawan Corinthians dalam pertandingan eksebisi. Ketika liga dimulai Pelé telah mendapatkan tempat utama dalam tim senior Santos. Pada akhir musim kompetisi Pelé keluar sebagai top scorer liga pada umur 16 tahun. Hanya dalam tempo singkat, Pelé kemudian dipanggil untuk bergabung dengan skuad tim nasional Brasil. Sesudah penampilannya di Piala Dunia 1962, tim raksasa eropa seperti Real Madrid, Manchester United dan Juventus mulai mengincarnya. Namun hal ini dicegah oleh pemerintah Brasil dengan mengatakan bahwa Pelé adalah bagian dari harta karun negara dan tidak diperbolehkan bermain sepakbola di luar Brasil.
Trofi pertama untuk Pelé bersama Santos adalah Campeonato Paulista atau juara liga dimana Pelé secara menakjubkan keluar sebagai pancetak gol terbanyak dengan 56 gol, sebuah rekor yang tetap bertahan sampai sekarang. Setahun kemudian O Rei mempersembahkan trofi Torneio Rio-São Paulo dimana Santos mengalahkan Vasco da Gama 3-0. Sayangnya Santos tidak mampu mempertahankan trofi Campeonato Paulista. Pada 1960 Pelé berhasil membawa Santos memenangkan trofi Campeonato Paulista akan tetapi kalah dalam Torneio Rio-São Paulo. Pelé menyelesaikan kompetisi dengan mencetak 47 gol. Sepanjang kariernya di Santos Pelé telah mempersembahkan 10 trofi Campeonato Paulista, 4 trofi Torneio Rio-São Paulo, 5 trofi Taca Brazil, 1 trofi Recopa Int. dan trofi Torneio Roberto Gomes Pedrosa. Santos kemudian berpartisipasi dalam Copa Libertadores, turnamen paling bergengsi di Amerika Selatan, dimana Pelé berhasil membawa Santos meraih trofi tersebut 2 kali pada tahun 1962 dan 1963 dan menjadi Top Skorer turnamen pada 1965. Pelé juga mengantarkan Santos menjuarai Piala Interkontinental yang sekarang menjadi turnamen Piala Dunia Antarklub pada tahun 1962 mengalahkan Benfica 3-2 dan 4-2 dan 1963, mengalahkan AC Milan 2-4, 4-2 dan play-off 1-0. Pada 19 November 1969 Pelé mencetak gol ke 1.000-nya untuk Santos. Gol itu dicetak Pelé ketika berhadapan dengan Vasco da Gama lewat tendangan pinalti. Penampilan Pelé bersama Santos telah membuatnya berkeliling dunia dalam berbagai laga eksebisi. Salah satunya pada 1967 dimana Santos bersama Pelé tampil di Nigeria di tengah-tengah perang saudara. Tampilnya Pelé membuat perang tersebut mengalami gencatan senjata selama 48 jam agar rakyat bisa menyaksikan Pelé tampil dalam laga eksebisi di Lagos, Nigeria.
Pelé kemudian pensiun sebagai pemain Santos pada tahun 1972. Selama 17 tahun kariernya bersama Santos Pelé telah mengoleksi total 1.115 penampilan dan mencetak 1.091 gol. Ini merupakan sebuah rekor klub.
Pertandingan pertama Pelé dalam piala dunia adalah melawan Uni Soviet. Ia adalah pemain termuda dalam turnamen itu. Pelé kemudian mencetak gol pertama untuk Brasil ketika melawan Tim nasional Wales yang mengantarkan Brasil ke semifinal melawan Prancis. Pada babak pertama Brasil telah unggul 2-1, kemudian Pelé mencetak hattrick, menjadi pemain termuda pertama yang melakukannya. Brasil unggul 5-1 atas Prancis. Pada final melawan tuan rumah Swedia, Pelé menjadi orang termuda yang pernah tampil dalam final Piala Dunia dalam usia 17 tahun 249 hari. Dia mencetak 2 gol pada pertandingan itu, salah satunya di daulat sebagai salah satu gol teindah dalam sejarah Piala Dunia, sebuah lob melewati kepala bek Swedia dan disusul oleh tendangan keras terarah ke arah gawang Swedia yang dijaga oleh Kalle Svensson. Pertandingan itu sendiri dimenangi oleh Brasil 5-2. Pelé kemudian menjadi runner-up top scorer dalam turnamen tersebut, di bawah Just Fontaine dengan 6 gol. Brasil pun meraih trofi Piala Dunia nya yang pertama dalam sejarah.
Turnamen ini dimulai dengan kontroversi dimana Pelé menjadi target tekel-tekel brutal oleh pemain Bulgaria dan Portugal. Saat itu pergantian pemain belum diperbolehkan dalam pertandingan. Brasil kemudian tersingkir di babak awal. Pelé kemudian bersumpah untuk tidak lagi berpartisipasi dalam Piala Dunia. Ia kemudian mengubah keputusannya itu. Inggris kemudian memenangkan gelar Piala Dunia mereka yang pertama.
Pelé dipanggil untuk memperkuat tim Brasil pada 1969, namun ia menolaknya. Setahun kemudian ia kemudaian menyetujuinya dengan bermain untuk tim Brasil selama Piala Dunia 1970 dengan mencetak 6 gol. Tim Brasil saat itu disebut-sebut sebagai tim terbaik sepanjang masa dengan Pelé, Rivelino, Jairzinho, Tostão, Gérson, Carlos Alberto Torres dan Clodoaldo sebagai anggotanya. Pertandingan pertama Brasil berhadapan dengan Cekoslowakia dengan skor akhir 4-1. Brasil kemudian berhadapan dengan juara bertahan Inggris dimana Pelé hampir mencetak gol pertama lewat sundulan ke tiang jauh akan tetapi secara luar biasa diselamatkan oleh kiper Inggris, Gordon Banks. Pertandingan itu sendiri dimenangkan oleh Brasil 1-0. Lawan berikutnya Rumania pun kalah oleh Seleção 3-2 dimana Pelé mencetak gol pembuka lewat tendangan bebas. Peru adalah lawan Brasil berikutnya dengan bintang mudanya Teófilo Cubillas, Seleção kembali melaju lewat kemenangan 4-2 dimana Pelé memberikan assist kepada Tostão untuk mencetak gol ke-3 bagi Brasil . Semifinal mempertemukan Brasil dengan Uruguay untuk pertama kalinya sejak final Piala Dunia 1950 di Brasil dimana Uruguay menghadirkan kedukaan yang mendalam untuk rakyat Brasil. Pertandingan yang penuh emosi bagi rakyat Brasil dimenangkan oleh Seleção 3-1. Italia adalah lawan Seleção di partai final dimana Pelé mencetak gol pembuka laga. Brasil pun menyelesaikan pertandingan dengan keunggulan 4-1 dimana go terakhir menunjukkan dominasi Brasil dalam pertandingan ini. Bola yang di bawa pelan dari daerah pertahanan sendiri berhasil disarangkan ke gawang Italia tanpa bisa disentuh sekali pun oleh para pemain Italia. Pelé menyelesaikan turnamen dengan mencetak 6 gol. Trofi Jules Rimet pun menjadi milik Brasil selamanya. Selama berkostum Seleção, Pelé tampil sebanyak 92 kali dengan mencetak 77 gol (rekor gol terbanyak untuk Brasil sampai saat ini

Siapa yang tak kenal nama Ronaldo De Lima, Pemain yang satu ini kelahiran 22-09-1976 ini di Rio De Jeneiro Brazil dengan tinggi badan 183 dan posisinya sebagai Striker ini tidak diragukan lagi kehebatannya dalam menggiring bola maupun dalam mencetak gol, sebab Ronaldo De Lima di juluki sebagai lelaki Misterius, dia selalu memberi kejutan dalam setiap permainannya, dan juga pada tahun 1998 dia pernah menjadi pemain terbaik FIFA dan juga pencetak gol terbanyak dan juga menjadi pemain termuda pada saat itu, dengan gaya khas goyang sambanya itu, dia di takuti oleh kebanyakan Kiper yang sering berhadapan dengannya, sebab bola seperti apapun itu dapat dimasukkan dengan mudahnya, dan sekarang Ronaldo De Lima menjadi Legendaris Sepak Bola Seperti Maradona dan juga Pele.

Dalam permainannya Ronaldo De Lima sangat kental dengan gaya Samba yang juga khas Brazil, dimana dia juga di perebutkan oleh club dunia seperti Barcelona, real Madrid, Inter Milan, Ac Milan, dsb, tetapi dia sering tertimpa kesulitan saat menghadapi Cidera yang terus membuat kakinya sampai patah dan dia harus absen selama akhir musim, dan juga di tambah tubuhnya yang masih saja membengkak alias gemuk, sampai-sampai dia harus kembali ke club kota asalnya di Brazil, meskipun demikian dia telah menorehkan tinta emas di kancah persepak bolaan dunia, dia sangat disegani dan banyak sekali yang kagum dengan kemampuannya, jadi tidak salah kalau Ronaldo De Lima menjadi Legendaris Sepak Bola Terbaru.


Roberto Carlos da Silva (lahir di Garça, São Paulo, 10 April 1973; umur 37 tahun) adalah seorang pemain sepak bola Brasil. Bertinggi badan 168 cm dan umumnya berposisi sebagai bek sayap, Carlos bermain untuk Fenerbahçe di Turki sejak musim 2007/08. Ia dikenal memiliki tendangan yang keras dan telah memperkuat tim nasional Brasil di Piala Dunia 1998, 2002 dan 2006.
Sociedade Esportiva Palmeiras adalah sebuah tim sepak bola Brasil yang berbasis di Sao Paulo, Brasil. Tim ini didirikan tahun 1914
Perjalanan karir Roberto karlos
Real Madrid Club de Fútbol adalah sebuah klub sepak bola Spanyol yang merupakan tim tersukses di dunia pada abad ke-20 menurut Fédération Internationale de Football Association, diikuti AC Milan di posisi kedua. Didirikan pada 6 Maret 1902, Madrid bermain di Divisi Utama Liga Spanyol atau yang dikenal sebagai Primera División. Sejak kompetisi tersebut dimulai pada 1928, Madrid belum pernah didegradasikan ke divisi bawah. Klub ini aslinya bernama Madrid Club de Fútbol, namun diizinkan menggunakan gelar Real setelah Raja Alfonso XIII dari Spanyol memberikan izin resmi kepada klub tersebut pada Juni 1920. Berkas:Real crestds.png Madrid bermain dalam kostum putih-putih, sehingga dijuluki Los merengues (Tim putih). Kandangnya berada di Stadion Santiago Bernabeu yang berkapasitas 80.354 penonton.
Sejak beberapa tahun terakhir, Madrid dikenal sebagai tim yang gemar membeli pemain-pemain top dunia, dan oleh karena itu diberikan julukan baru Los Galácticos (tim galaksi). Namun ironisnya, meski bertabur pemain bintang, klub ini selalu menuai prestasi buruk dengan gagalnya meraih satupun gelar pada tahun 2008-2010. Bahkan Real Madrid sejak terakhir kali menjuarai Liga Champions pada tahun 2002, mereka hampir selalu hanya meraih hasil terbaik sampai babak 16 besar Liga Champions
Klub Spanyol paling sukses ini boleh berbangga dengan berbagai gelar yang pernah diraihnya. Terbanyak menjuarai Primera Liga Spanyol, koleksi sembilan gelar Real Madrid di Liga Champions juga belum tertandingi klub manapun. Jika Madrid di era modern identik dengan Los Galacticos, klub ibukota Spanyol ini ternyata berdiri setelah terinspirasi kaum cendekiawan. Beberapa profesor dan mahasiswa asal Inggris memperkenalkan sepakbola dan Football Club Sky pun berdiri sebagai cikal bakal klub pada 1897. Tiga tahun berselang, klub terpecah menjadi Foot-Ball de Madrid dan Club Español de Madrid. Pada 1902, klub terakhir pecah lagi dan berdirilah Madrid Football Club, yang meraih gelar Copa del Rey 1905 dan turut mendirikan federasi sepakbola Spanyol pada 1909. Barulah pada 1920, klub menggunakan nama Real Madrid yang disematkan Raja Alfonso XIII.
Pada 1929, Madrid ikut memulai liga sepakbola Spanyol bersama sembilan klub lain. Hingga saat ini, bersama Barcelona dan Athletic Bilbao, Madrid menjadi klub yang tak pernah terdegradasi dari Primera Liga. Madrid memenangi gelar liga untuk kali pertama pada musim 1931/32. Pada periode ini, Madrid dipimpin presiden Santiago Bernabeu Yeste, yang membangun kembali stadion klub dan Ciudad Deportiva setelah rusak akibat Perang Saudara Spanyol. Awal 1953, Bernabeu mencetuskan ide menggunakan pemain berkelas dunia dari luar negeri. Penyerang kenamaan Argentina, Alfredo di Stefano, didatangkan. Sejarah pun mencatat kejayaan Madrid di Piala Champions sejak kali pertama digulirkan 1956. Madrid menjadi yang terbaik di Eropa selama lima edisi berturut-turut. Gelar keenam sukses diraih pada 1966.
Kejayaan juga terjadi di kancah domestik. Madrid tak tertahankan dengan menjuarai liga delapan kali pada periode 1960-an. Madrid mampu menjaga tradisi menjuarai liga pada setiap dasawarsa hingga terakhir kali melakukannya musim 2007/08. Pada 1980-an, bersama kuintet La Quinta del Buitre; yakni Emilio Butragueno, Manuel Sanchis, Martin Vazquez, Michel, dan Miguel Pardeza; Madrid lima kali berturut-turut menjuarai liga antara 1986 hingga 1990. Namun, mereka harus menunggu lama untuk melanjutkan kejayaan di Eropa. Baru pada 1997/98, 32 tahun setelah gelar terakhir, Madrid sukses menambah koleksi Liga Champions.
Pada dasawarsa 2000-an, kebijakan mengumpulkan pemain bintang, seperti yang pernah dilakukan Bernabeu, dilanjutkan presiden Florentino Perez. Pro dan kontra lahir, tapi Madrid tetap akan dikenal sebagai klub para pemain bintang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar